Tiap Tahun Buang Empat Juta Ton Makanan, Warga Saudi Diminta tak Boros Selama Ramadhan

Jika dinominalkan, maka nilai pangan yang hilang mencapai 10,7 miliar dolar AS per tahun.

Mar 19, 2024 - 09:44
Tiap Tahun Buang Empat Juta Ton Makanan, Warga Saudi Diminta tak Boros Selama Ramadhan

Ramadhan 1445 H/2024 diharapkan mampu menekan perilaku umat Islam dalam pemborosan makanan. Pemerintah Saudi mengungkapkan  jika  sejumlah besar daging berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tempat pembuangan sampah selama bulan Ramadhan. Limbah ini menciptakan tantangan bagi sektor pertanian.

Sebuah penelitian di Arab Saudi yang dilansir dari Arab News mengungkapkan, rata-rata warga Saudi membuang lebih dari 184 kilogram makanan setiap tahunnya. Jika ditotal, ada empat juta ton makanan yang dibuang oleh warga Saudi setiap tahun secara nasional. 

Jumlah tersebut setara dengan hilangnya 18,9 persen total ketersediaan pangan. Jika dinominalkan, maka nilai pangan yang hilang mencapai 10,7 miliar dolar AS per tahun. Para ahli mengatakan salah satu faktor utama penyebab banyaknya jumlah makanan terbuang di Saudi yakni  menurunnya kesadaran masyarakat terhadap sampah makanan.

Data Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian  menunjukkan bahwa ada 444.000 ton daging unggas terbuang setiap tahun di Arab Saudi, 22.000 ton daging domba, 13.000 ton daging unta, 69.000 ton ikan, dan 41.000 ton daging jenis lainnya.

Para pejabat mendesak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya mengurangi limbah daging dan menerapkan pola konsumsi yang lebih rasional untuk mengatasi tantangan ini. Dengan demikian, warga Saudi dapat berkontribusi dalam membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan melestarikan sumber daya alam.

Mereka menyoroti pentingnya perencanaan yang tepat sebelum membeli makanan. Warga Saudi juga diminta untuk mempertimbangkan jumlah orang yang akan diberi makan, dan tidak menyajikan makanan dalam jumlah berlebihan dalam satu kali makan. Mereka juga merekomendasikan untuk menyimpan sisa makanan untuk digunakan pada makanan berikutnya, atau menyumbangkan makanan yang tidak dimakan.

Kementerian juga mengatakan telah memperkenalkan beberapa inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu seputar limbah makanan dan mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku konsumen yang lebih berkelanjutan. Hal ini mencakup kampanye untuk mendidik masyarakat tentang cara mengurangi dan mengawetkan daging serta mengurangi limbah, termasuk melalui peningkatan penyimpanan dan pendinginan.

Menurut kementerian, perilaku rasional dibutuhkan ketika masyarakat berbuka puasa selama bulan Ramadhan, demi membantu mengurangi jumlah daging yang terbuang dari kerajaan selama bulan suci Ramadhan.

Food Bank di Dubai

Sementara itu, Food Bank Uni Emirat Arab mendistribusikan lima juta makanan untuk kebutuhan berbuka puasa warga UEA. Rata-rata, ada sejumlah166.666 makanan setiap hari yang disalurkan kepada penerima manfaat baik lokal maupun internasional.

Dilansir dari Dubai Municipilaty, inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan makanan bagi lebih dari setengah juta keluarga dan lebih dari tiga juta pekerja. Tidak hanya itu, Food Bank UEA juga mengumpulkan dan mendistribusikan kelebihan makanan dan meminimalkan limbah makanan. 

“Memungkinkan bank untuk bertindak sebagai sistem kemanusiaan yang komprehensif, secara efisien mengawasi kelebihan pangan, meminimalkan limbah, dan memfasilitasi distribusi global kepada penerima manfaat,"ujar H.E. Dawoud El Hajri, Deputi Dewan Pengawas Food Bank UEA.“Tujuannya untuk mengalihkan 975 ton makanan dari tempat pembuangan sampah selama Ramadhan, setara dengan menanam 102.135 pohon setiap tahunnya,"tambah dia. 

Dia menambahkan, lebih dari 5.000 relawan akan berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan kegiatan bank selama Ramadhan. Pihaknya juga menggandeng lebih dari 350 mitra strategis, termasuk fasilitas pangan, hotel, dan restoran, akan terlibat dalam inisiatif ini.

Bank Makanan telah menjangkau 35 juta penerima manfaat secara lokal dan global sejak didirikan pada tahun 2017.“Uni Emirat Arab telah berdedikasi untuk mengkonsolidasikan prinsip-prinsip kebaikan dan kemurahan hati, melalui komitmennya terhadap pekerjaan kemanusiaan dan inisiatif pendukung yang bertujuan untuk memajukan ketahanan pangan global.”

Inisiatif ‘Penyelamatan Pangan’ Bank Pangan UEA berupaya untuk mendaur ulang makanan yang tidak cocok untuk konsumsi manusia, mengalihkannya dari tempat pembuangan sampah dan mengubahnya menjadi pupuk. Hal ini akan dilaksanakan melalui kerja sama dengan inisiatif Kehilangan dan Pemborosan Pangan Nasional ‘Neama’ dan kemitraan dengan sektor swasta. Inisiatif ini bertujuan untuk mendaur ulang 1,5 juta porsi makanan berlebih dan mengubahnya menjadi pupuk yang akan didistribusikan kepada petani di wilayah Hatta.

Sejak didirikan pada tahun 2017, Bank Makanan UEA telah berhasil mendistribusikan makanan kepada lebih dari 35 juta penerima manfaat, baik lokal maupun global. Pada tahun lalu saja, inisiatif dan kampanyenya menjangkau lebih dari 18 juta dan 617.000 penerima manfaat di seluruh dunia, melaksanakan lebih dari 105 program kesadaran dengan sekitar 9.843 peserta.