Pengusaha Muslim Meniti Energi Terbarukan di Indonesia

Sedekah Energi merupakan program menarik karena mengusung masjid sebagai pusat transisi energi.

Apr 13, 2025 - 21:46
Pengusaha Muslim Meniti Energi Terbarukan di Indonesia

MOSAIC-INDONESIA.COM,JAKARTA — Transisi energi menjadi sebuah model bisnis hijau yang diemban Rico Syah Alam. CEO PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) tersebut mengaku sudah memulai usaha pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sejak pulang kuliah dari Jerman pada 2013 lalu. 

Menurut Rico, pada masa itu belum ada perusahaan yang bergerak di industri tenaga surya yang menjual listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk itu, dia pun berinisiatif untuk mengajukan IPP atau Independent Power Producer (IPP)  yang akan menyuplai listrik dari energi terbarukan kepada perusahaan pelat merah tersebut.

Rico lantas membangun instalasi PLTS di Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Karena dulu Sumba itu rural, pemain lain tidak berani. Saya masuk disitu karena kompetisinya tidak terlalu besar, “ujar Rico saat berbicara dalam MOSAIC Talk, Kewirausahaan Muslim dan Transisi Energi Berkeadilan di Perpustakaan Jakarta, Sabtu (22/4/2025).

Saat merintis perusahaan tersebut, Rico mengaku harus menghadapi sejumlah kendala. Dia mengungkapkan, tidak semua orang mengetahui tentang PLTS sehingga harus ada edukasi tentang energi surya kepada berbagai stakeholder, termasuk saat mencari pembiayaan.“Saya mengajukan ke 15 bank semua menolak. Kecuali satu ada dari bank BUMN yang menjadi mitra kami,”ujar dia. 

Lambat laun, perkembangan PLTS pun tidak bisa dibendung. Terlebih dengan komitmen National Determined Contribution (NDC) yang dicanangkan pemerintah demi menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. “Ini menjadi kesempatan bagi anak-anak muda untuk umat Islam sehingga Indonesia bisa meng-capture ini,”tambah dia.

Dia menjelaskan, umat Islam patut bersyukur karena Allah SWT sudah menciptakan matahari yang berlimpah dengan potensi energi, bersinar selama 12 jam dari pukul enam pagi hingga enam sore. Matahari yang memiliki keunggulan sebagai energi dengan sifat keberlanjutan pun bisa dimanfaatkan selama sinarnya menyentuh bumi.

Karena itu, ujar Rico, instalasi panel surya saat ini bisa dipasang dengan mudah selama tidak menghalangi masuknya sinar matahari. Instalasi tersebut bisa dipasang di atap, di tanah bahkan di permukaan danau. "Dengan kapasitas kecil pun bisa dapat diinstal,"ujar dia. 

Keunggulan lainnya, ujar Rico, tidak ada dimensi karbon saat pemanfaatan energi surya.  Dia menjelaskan, PLTS tidak menghasilkan polusi udara bahkan suara. "Bahkan kita pasang di mining site (lahan tambang) kita pasang yang tadinya PLTB (Batubara), begitu PLTS hilang suaranya,"tambah dia.

Kisah berbeda disampaikan Arsjad Rasyid. Direktur Utama PT Indika Energy yang semula fokus di bidang usaha pertambangan tersebut mengaku berkomitmen untuk melakukan transisi energi setelah menyadari betapa besar dampak buruk energi fosil dari orang terdekatnya sendiri. 

Arsjad yang juga aktif sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Penataan Akustik ini mengatakan, putrinya pernah memperlihatkan sebuah pesan dalam handphone yang bertajuk “One Hundred Killers of The World”. “Ternyata nama saya ada di situ. Mereka menaruh nama saya karena bisnis kita adalah bisnis batu bara. Mereka merasa semua perusahaan batu bara itu pembunuh,”ujar dia.

Arsjad yang juga menjabat sebagai Ketua Kadin Indonesia pun memutuskan untuk melakukan konsolidasi internal. Dia bertekad agar perusahaan yang dipimpinnya harus lebih fokus terhadap masalah lingkungan. Dia pun mengaku mulai memikirkan bahkan menjadi bagian aksi iklim. Perusahaannya juga mulai masuk ke industri energi terbarukan seperti motor listrik dan PLTS. 

Meski demikian, Arsyad juga menekankan pentingnya ketahanan energi. Jangan sampai pada saat menyetop energi fosil, ternyata Indonesia tidak cukup memiliki ketahanan energi yang kuat. “Tiba-tiba kita setop, masih banyak saudara-saudara kita yang belum mendapatkan listrik,”ujar dia. 

Sedekah Energi

Sedekah Energi menjadi salah satu program MOSAIC yang berfokus pada energi terbarukan, utamanya pemasangan panel surya di berbagai masjid di Indonesia. Beberapa kota menjadi objek pemasangan panel surya Sedekah Energi seperti di Lombok, Bantul (DIY),  Garut,  hingga Sumatra Barat. Sedekah Energi juga mengundang keterlibatan masyarakat dengan melakukan kampanye fundraising digital lewat berbagai platform. 

Rico mengungkapkan, Sedekah Energi merupakan program yang menarik karena mengusung masjid menjadi salah satu pusat dalam energi bekelanjutan dan transisi energi. "Konsepnya hampir sama. Kami sangat senang dan ingin ikut serta,"ujar dia. 

Sementara itu, Arsjad menjelaskan, dia menyambut baik program Sedekah Energi. Selain berbicara tentang dampak yang diharapkan untuk akhirat kelak, program ini juga membawa dampak kepada komunitas di sekitar masjid. Sebagai salah satu Ketua DMI, Arsjad percaya pihaknya bisa berkolaborasi dengan MOSAIC untuk membangun pusat-pusat energi terbarukan di rumah ibadah seperti masjid. "Bagaimana menggerakan kita bersama secara Muslim di Indonesia untuk dunia dan akhirat,"ujar dia.