MLH Muhammadiyah Luncurkan Diskusi Green Ramadhan
Buya Anwar Abbas menyoroti berbagai permasalahan lingkungan akhir-akhir ini seperti global warming hingga penggundulan hutan.
JAKARTA -- Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan kajian Green Ramadhan bersama seluruh warga Muhammadiyah Se-Indonesia pada Rabu (13/3) melalui platform online. Kegiatan ini merupakan awal langkah MLH PP Muhammadiyah terhadap rangkaian kegiatan lainnya dalam mencari solusi atas permasalahan lingkungan hari ini. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan ikhitar Muhammadiyah dalam mengajak masyarakat untuk menerapkan Ramadhan yang ramah lingkungan.
Sebagai informasi, MLH PP Muhammadiyah juga sudah mengusung semangat Jihad Lingkungan sebagai slogan dakwah Muhammadiyah dalam mengatasi permasalahan lingkungan di era modern. Selama Ramadhan ini, MLH PP Muhammadiyah akan menyelenggarakan beberapa kajian Green Ramadhan yang akan diikuti oleh pelepasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Green Ramadhan. Acara tersebut bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian, MLH nantinya turut melakukan upaya pemberdayaan masyarakat pesisir pantai melalui penanaman Mangrove dalam mengatasi perubahan iklim.
Kajian Green Ramadhan yang bertemakan “Muhammadiyah dan Jihad Lingkungan Abad ke-2” dibuka oleh Rijal Ramdhani selaku Ketua Panitia Green Ramadhan. Rijal mengutarakan, agenda rutin ini menjadi pijakan awal atas komitmen Muhammadiyah terhadap isu lingkungan. Selain itu, Rijal mengharapkan agar masyarakat dapat bersama-sama menerapkan pola hidup ramah lingkungan selama bulan Ramadhan ini. “Kegiatan ini menjadi agenda rutin kita dalam menatap Ramadhan. Harapannya ini dapat berdampak ke khalayak masyarakat umum sehingga kita dapat menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan selama Ramadhan,"ujar Rijal
Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Azrul Tanjung mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar turut andil dalam persoalan lingkungan. Menurut dia, Muhammadiyah dapat melakukan dakwah lingkungan melalui dua cara yaitu mendiskusikan pokok-pokok gagasan dan aksi real di lapangan.
”Muhammadiyah harus ambil bagian dalam menghadapi persoalan hidup, khususnya lingkungan. Maka dari itu program diskusi seperti ini menjadi penting, karena nantinya akan dilanjutkan dengan program-program real seperti turun ke lapangan. Harapannya diskusi ini dapat membawa percepatan pada program dakwah MLH” Urai Azrul.
Buya Anwar Abbas selaku Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Majelis Lingkungan Hidup mengajak peserta untuk mengingat kembali bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi dalam keadaan seimbang. Ia mengingatkan bahwa adanya ketidak seimbangan karena ulang tangah manusia, menutip potongan ayat pada QS: Ar-Rum: 41. Selain itu, menurut Buya, berkembangnya zaman dengan munculnya ideologi seperti ekonomi liberal memiliki kontribusi besar dalam rusaknya lingkungan.
”Kita harus ingat kembali bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi dalam keadaan yang seimbang. Maka jika ada ketidak seimbangan itu karena ulah tangan manusia, seperti contohnya ekonomi liberal yang jika dibiarka terus-menerus akan merusak lingkungan” ungkap Buya Anwar
Buya dalam penyampaiannya menyoroti beberapa permasalahan lingkungan hari ini seperti polusi lingkungan, perubahan iklim, global warming hingga penggundulan hutan. Ia berpesan kepada seluruh peserta diskusi agar Muhammadiyah menyoroti secara serius beberapa permasalahan yang diuraikan. Majelis Lingkungan Hidup melalui program dakwahnya menurut Buya dapat merencanakan langkah yang lebih strategis dalam menghadapi problem ini.
Menurut dia, hal ini perlu dilakukan secara serius mengingat dampak dan kaitannya langsung bersinggungan dengan kehidupan masyarakat. Selain itu buya berpesan agar Muhammadiyah turut menggandeng mitra-mitra dalam pelaksanaan dakwahnya. Sehingga dengan demikian, apabila Muhammadiyah galak melakukan jihad lingkungan, maka masyarakat akan mengingat Muhammadiyah jika berbicara mengenai lingkungan.
Agus Djamil selaku wakil ketua MLH PP Muhammadiyah, menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki langkah serius dalam menghadapi permasalahan lingkungan dengan dibentuknya Muhammadiyah Climate Center (MCC). Selain itu, Agus turut mengajak segenap warga Muhammadiyah menjadi penggerak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dalam bidang lingkungan. Ia mengingatkan bahwa dakwah lingkungan merupakan religious obligation bagi umat Muslim hari ini. Menurutnya, ikhtiar itu didasarkan atas kutipan QS: Hud: 116 yang menyampaikan bahwa kelompok yang diselamatkan Allah Swt adalah orang-orang yang menyelamatkan alam.
”Gerakan mencegah kerusakan lingkungan merupakan religious obligation (Kewajiban beragama) bagi umat Muslim sebagai bagian Amar Ma’ruf – Nahi Munkar. Untuk itu ini menjadi kewajiban pribadi, dan apabila dilakukan secara berkelompok jatuhnya seperti dakwah lingkungan Muhammadiyah,”ujar Agus.
Green Ramadhan pada sesi ini kemudian ditutup dengan tanya-jawab peserta diskusi. Harapannya dengan diselenggarakannya acara ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kerusakan lingkungan secara bersama-sama.