Green Ramadhan, Waktunya Mengurangi Sampah

Sampah rumah tangga menyumbang volume sampah secara nasional.

Mar 12, 2024 - 12:10
Green Ramadhan, Waktunya Mengurangi Sampah
Timbunan Sampah/Pixabay

Memasuki bulan suci Ramadhan 1445 H/2024, umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia akan menjalani ibadah puasa. Ritual untuk tidak makan dan minum sejak Subuh hingga senja ini merupakan ajang melatih diri bagi segenap Muslim untuk melawan hawa nafsu, sehingga bisa hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. 

Bulan suci juga menjadi momentum umat Islam untuk berbuat kebaikan. Tuhan menjanjikan kepada mereka yang berpuasa akan mendapatkan balasan berlipat ganda saat berbuat baik tak hanya kepada manusia tetapi juga kepada bumi dan seisinya.

Hanya saja, perilaku konsumtif saat berbuka puasa kerap menjadi kebiasaan yang sebenarnya berlawanan dengan semangat puasa itu sendiri. Jika selama puasa kita akan berlaku efisien, menghemat energi dan menahan diri untuk mengonsumsimaka saat waktu berbuka kita sering lupa dengan semua nilai-nilai tersebut. 

Perilaku 'Lapar Mata' membuat kita terlalu boros membeli makanan dan minuman. Buka puasa tak jarang menjadi waktu pelampiasan  dendam atas larangan makan dan minum pada waktu siang. Perilaku ini menghasilkan volume sampah saat Ramadhan kerap meningkat.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah saat Ramadhan tahun 2023 justru naik 20 persen akibat sisa makanan dan sampah kamaşan. Sebagai contoh, volume timbulan sampah di Kota Surabaya mengalami peningkatan selama Ramadhan 2023. Per hari, jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya meningkat 100-200 ton hingga mencapai 1500-1600 ton sampah. Begitupula di Kota Tangerang Selatan yang mencatat kenaikan timbulan sampah sebesar 5-10% dibandingkan hari biasa, yakni sekitar 970 ton per hari.

Masih berdasarkan data KLHK, sampah organik berupa sisa makanan mendominasi komposisi sampah tertinggi di Indonesia mencapai 41,2%, diikuti oleh sampah plastik 18,2%. Jika ditilik berdasarkan sumbernya, sampah rumah tangga menyumbang jumlah sampah nasional terbesar mencapai 39.2%.  Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena memiliki potensi pencemaran lingkungan, hingga peningkatan emisi karbon dari sampah.

Kurangi sampah sejak dini

Ramadhan hijau atau Green Ramadhan menjadi sebuah tagline yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan selama Ramadhan. Inisiatif global ini bertujuan untuk mengajak orang lebih peduli pada lingkungan sekitar dan menurunkan emisi karbon yang dihasilkan selama bulan suci ini.

Dalam ‘Panduan Menuju Ramadhan yang Ramah Lingkungan’ Direktur The Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences Kamran Shezad mengatakan, prinsip utama untuk mengelola sampah adalah tidak menghasilkan sampah sejak dini, atau berusaha meminimalkannya sebanyak mungkin. Menurut Kamran, hal tersebut sungguh sesuai dengan gaya hidup Nabi Muhammad SAW yang dijelaskan oleh istrinya Sayyidina Aisyah Ra dan terekam dalam hadis berikut.

“Beliau adalah orang yang paling dermawan, yang tidak pernah menyimpan satu dinar atau satu dirham bersamanya dalam semalam. Jika beliau memiliki sesuatu yang tersisa dan beliau tidak dapat menemukan seseorang untuk diberikan sebelum malam tiba, beliau tidak akan pulang sampai beliau menyumbangkannya kepada orang yang membutuhkannya. Beliau tidak mengambil apa pun dari apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya, kecuali bekal yang paling sederhana untuk satu tahun, kurma dan selai, memberikan semua itu demi Allah SWT. Beliau tidak pernah diminta untuk apa pun tetapi beliau memberikannya, kemudian beliau akan kembali ke perbekalan tahunannya dan menyumbangkannya kepada siapa pun yang lebih membutuhkannya, kemudian beliau mungkin kehabisan bekal tersebut sebelum tahun berakhir. Beliau biasa memperbaiki sandalnya sendiri dan menambal pakaiannya sendiri.” ( HR Muslim) 

Hadis ini menjelaskan tentang 3R – Reduce, Reuse & Recycle. Rasulullah SAW menjalani gaya hidup berkelanjutan dan teladannya menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat hidup dengan berbagi, peduli, dan mengurangi permintaan atas sumber daya alam kita dan mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan.

Untuk itu, Kamran memberi petunjuk praktis agar masyarakat Muslim yang sedang berpuasa untuk mengurangi sampah dan menghemat energi selama Ramadhan.

  1. Pikirkan alternatif untuk plastik yang saat ini digunakan. Idenya adalah mencoba menemukan opsi yang akan menghilangkan penggunaan plastik secara bersamaan. Pada saat menghadiri acara buka puasa atau pun ke masjid, bawalah botol air minum sendiri agar tidak tercecer. 
  2. Peralatan makan yang dapat digunakan kembali adalah cara yang bagus bagi semua orang untuk terlibat dan membantu membersihkan setelahnya. Ini memberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan yang ramah komunitas.
  3. Perhatikan cara-cara dimana Anda menghindari penggunaan plastik pada saat berbuka puasa sehingga dapat berbagi praktik tersebut dengan orang lain. Sebisa mungkin, anda dapat  berbagi dan mendorong  orang lain untuk melakukan hal yang sama. 
  4. Ingat bahwa plastik biasanya digunakan untuk kenyamanan. Namun demikian, kemudahan ini harus dibayar mahal oleh planet yang Allah ciptakan untuk kita jaga dan hidupi. Usaha kita untuk meminimalisir sampah plastik akan dinilai dan dihargai seperti layaknya beribadah kepada Allah SWT.
  5. Lakukan penilaian terhadap plastik yang akan digunakan pada saat mengadakan buka puasa. Pada tahap awal ini Anda mungkin akan sangat terkejut betapa banyak plastik yang terlibat.
  6. Mulailah memikirkan kegunaan yang paling jelas. Plastik yang mungkin Anda gunakan untuk makanan itu sendiri, misalnya piring, tempat minum, dan alat makan. Anda kemudian dapat memikirkan plastik yang digunakan dalam aspek makanan yang kurang jelas, misalnya kemasan makanan dan/atau bahan-bahannya.
  7. Sumber utama plastik adalah yang paling penting untuk pesan Anda mengenai pengurangan sampah di dan buka puasa, karena ini merupakan perbedaan nyata yang dapat dilihat orang. Ini adalah cara Anda untuk menunjukkan bahwa buka puasa bebas plastik adalah memungkinkan, dan seseorang dapat berbuka puasa dengan orang lain dengan cara yang mengikuti teladan Nabi (SAW).
  8. Cobalah untuk mengurangi jumlah yang Anda buang dalam mempersiapkan makanan. Berhati-hatilah dengan air pada saat mencuci sayuran dan sebagainya, atau mencuci permukaan alat makan.
  9. Mulai tempat sampah kompos dan pastikan semua makanan segar yang tidak digunakan menjadi kompos.
  10. Pada saat mengunjungi toko, gunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali.
  11. Hemat energi listrik dengan menghindari perangkat digital. Luangkan lebih banyak waktu untuk membaca salinan fisik Alqur’an dan buku-buku lainnya.
  12. Perhatikan baik-baik tanggal kedaluwarsa untuk memastikan Anda menggunakan makanan sebelum waktunya habis.
  13. Temukan bank makanan terdekat untuk menyumbangkan persediaan yang tidak diinginkan yang tersisa di lemari. Gunakan buah dan sayuran yang terlalu matang untuk membuat makanan penutup, smoothies, dan sup rendah gula untuk Buka Puasa/ Sahur, perhatikan juga berapa banyak air yang Anda gunakan.
  14. Selama bulan puasa, Anda dapat merencanakan makanan dan membekukannya, sehingga Anda selalu menggunakan sisa makanan, daripada memulai dari awal setiap malam.