Padang Jadi Kota Terakhir Roadshow Ramadhan Wakaf Hutan

Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan keberlanjutan ekologis.

Mar 16, 2025 - 22:54
Padang Jadi Kota Terakhir Roadshow Ramadhan Wakaf Hutan

MOSAIC-INDONESIA.COM, PADANG – Roadshow Wakaf Hutan pada Ramadhan 1446 H/2025 berakhir di Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (14/3/2025). Padang menjadi kota keempat yang disambangi Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) yang bekerja sama dengan Yayasan Hutan Wakaf Bogor dan Kementerian Agama.

Ajang berupa lokakarya tersebut mengandung misi pelestarian hutan berkelanjutan dengan wakaf, sebagai salah satu bentuk filantropi Islam untuk menyediakan pembiayaan yang inovatif dalam konservasi hutan. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah, pengelola wakaf, akademisi, dan tokoh masyarakat.

Kepala Bidang Penerangan Islam Zakat dan Wakaf  Kementerian Agama, Dr. Abrar Munanda menyatakan, potensi wakaf sangat besar. "Melalui wakaf, kita dapat meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat karena wakaf bersifat abadi dan tak ternilai serta merupakan tolok ukur kepedulian sosial,"ujar dia.

Dia mengatakan, hutan akan semakin terjaga jika  dikelola dengan konsep wakaf. "Semoga ekosistem wakaf di Kota Padang semakin bagus lagi, apalagi Padang adalah satu dari enam wilayah yang ditetapkan Menteri Agama sebagai kota wakaf,"ujar dia.

Wali Kota Padang Fadly Amran mengungkapkan rasa syukurnya atas keterlibatan Kota Padang dalam inisiatif ini. Dia menegaskan, Padang memiliki potensi pewakaf yang besar. Lewat lokakarya tersebut, dia berharap, masyarakat Padang dapat bertukar pengalaman dengan yang sudah berpengalaman dalam hutan wakaf mengingat wakaf hutan ini bicara tentang kesejahteraan. "Potensi wakaf luar biasa karena berlandaskan agama dan budaya," kata dia.

Fadly juga menggarisbawahi pentingnya kearifan lokal dalam pengelolaan hutan. Dia mengatakan, tidak ada hutan yang dibabat habis di Padang mengingat secara sosial dijaga oleh masyarakat. "Baik tanah kaum, tanah ulayat, betul-betul dijaga,"kata dia.

Dia mendorong pengembangan tanah ulayat melalui investasi yang berdampak baik bagi lingkungan, agar keluarga bisa merasakan manfaatnya. "Begitu banyak lahan terbuka hijau yang kita harapkan menjadi bagian pergerakan wakaf Kota Padang, sehingga manfaat-manfaat tadi, kita bisa pelajari dari Hutan Wakaf Aceh atau Bogor. Kehadiran kita tentunya untuk mendengarkan dan mengkaji bagaimana pemanfaatannya, kami siap untuk kerjasama jika nanti bisa dilanjutkan", tambah Fadly.

Dr. Khalifah Muhammad Ali, Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor dan Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB University menekankan pentingnya keberlanjutan hutan dalam pengelolaan wakaf hutan, termasuk di wilayah tanah ulayat. "Uniknya di Sumatera Barat ini ada Tanah Ulayat. Hutan wakaf tidak hanya menjamin keberlangsungan lingkungan tetapi juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat lokal melalui sektor wisata, pertanian, dan perikanan."

Menurut dia, tujuan pengelolaan hutan wakaf selaras dengan tanah ulayat karena untuk menjaga hutan menjadi lebih lestari serta lebih terjaga keabadiannya, karena tanahnya wakaf, tidak boleh dijual, dihibahkan, diwariskan, atau dipindahtangankan kepemilikannya.

Aldy Permana, perwakilan dari MOSAIC menyatakan, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai elemen masyarakat yang dihasilkan dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari pada Juli 2022. Salah satu poin risalah penting yang dihasilkan dari kongres ini adalah pemanfaatan wakaf untuk pelestarian lingkungan.

Roadshow dan kajian tentang Wakaf Hutan telah dilakukan di tiga kota wakaf lainnya sebelumnya, yaitu di Kabupaten Wajo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kota Tasikmalaya. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan keberlanjutan ekologis, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan melalui gerakan wakaf hutan.

Beberapa komitmen dihasilkan dari forum grup diskusi (FGD) di beberapa kota persinggahan roadshow Wakaf Hutan. Di Kota Tasikmalaya, hasil FGD menunjukkan potensi pengembangan 30 hektar hutan wakaf di Kota Tasikmalaya.  Sementara itu, potensi pengelolaan hutan wakaf di Wajo, juga menghasilkan rencana untuk pengelolaan hutan wakaf di Desa Mario seluas 1,5 hektar, yang akan diperluas menjadi lima hektar.

Di Gunungkidul, Kepala Kantor Kementerian Agama  setempat, H. Mukotip berharap, wakaf hutan bisa menyelamatkan hutan-hutan di Gunungkidul. "Ini penting apalagi di Gunungkidul yang banyak hutannya ini dan banyak juga yang dijual, oleh karena itu jangan disia-siakan nikmat yang dianugerahi oleh Allah ini, melalui wakaf hutan,"ujar dia, Rabu (11/3/2025).