Tafsir Konservasi Air dalam Alquran

Ketersediaan air sebagai zat yang diciptakan Tuhan untuk mengawali kehidupan manusia sedang mengalami krisis.

Jan 19, 2025 - 21:42
Jan 19, 2025 - 21:44
Tafsir Konservasi Air dalam Alquran

MOSAIC-INDONESIA.COM,  Islam menempatkan air sebagai unsur alam yang amat penting untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia. Air bahkan disebutkan dalam Alquran sebagai cikal bakal kehidupan yang ada di alam ini. “Kami jadikan air segala sesuatu yang hidup.” (QS Al-Anbiya 21: 30), termasuk dengan manusia. "Bukankah Kami menciptakanmu dari air yang hina (mani)?"  QS Al-Mursalat ayat 20.

Dalam menjelaskan tentang eksistensi air, Alquran menggunakan beberapa kata kunci yang bisa menjadi petunjuk tentang proses terjadinya air, daya guna air, dan manfaat air bagi kehidupan manusia. Untuk itu, peran air bagi kehidupan spiritual seorang Muslim amat penting. Air bukan sekadar media untuk membersihkan diri seperti mandi dan sikat gigi. Air bahkan menjadi syarat seorang Muslim sebelum beribadah seperti berwudhu dan mandi wajib. 

Sayangnya, ketersediaan air sebagai zat yang diciptakan Tuhan untuk mengawali kehidupan manusia sedang mengalami krisis.  Laporan PBB tentang Perkembangan Sumber Daya Air 2024 yang disajikan UNESCO menjelaskan, setengah dari jumlah penduduk dunia mengalami kelangkaan air yang parah pada 2024. Seperempat penduduk dunia menghadapi tingkat tekanan kebutuhan air yang sangat tinggi dan menggunakan lebih dari 80 persen pasokan air bersih terbarukan tahunan. 

Di negara-negara berpenghasilan rendah, kualitas air yang buruk terutama disebabkan rendahnya tingkat pengolahan air limbah. Meski data kualitas air sebenarnya masih amat jarang tersedia di seluruh dunia, laporan menyebutkan, zat pencemar muncul dari bahan industri kimia, deterjen dan lainnya. Karena itu,  tidak satu pun dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6 (SDG 6) berada tepat di jalur target. 

Krisis iklim yang mulai tampak dalam beberapa tahun ini memperlihatkan tentang  kerusakan atau ketidakseimbangan siklus air di darat maupun di laut yang mengakibatkan banjir di musim hujan dan krisis air di musim kemarau. 

Hal tersebut ditegaskan oleh Alquran sebagai berikut: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Rūm/30: 41).

Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Balitbang dan Diklat Departemen Agama RI dalam Tafsir Alquran Tematik Pelestarian Lingkungan Hidup mengungkapkan, istilah al-fasād , yakni kerusakan, pada ayat di atas menurut al-I fahani adalah, Khurūju asy-syai ‘anil i‘tidāl qalīlan kāna al- khurūj ‘anhu au kaīran (keluar dari keseimbangan baik pergeseran itu sedikit maupun banyak).

Kata  ini digunakan untuk menunjuk kerusakan, baik jasmani, jiwa maupun hal-hal lain. Al-fasād merupakan lawan dari kata  al-salah yang berarti manfaat atau berguna. Dalam makna sempit, kata ini berarti kerusakan tertentu seperti kemusyrikan atau pembunuhan. Sementara ulama kontemporer memahaminya dalam arti luas, yaitu kerusakan lingkungan karena kaitannya dengan laut dan darat.

 Di antara bentuk kerusakan di darat dan laut ialah temperatur bumi semakin panas, musim kemarau semakin panjang, air laut tercemar sehingga hasil laut berkurang, dan ketidakseimbangan ekosistem.

Di dalam Surah ar-Rūm ayat 41 di atas ditegaskan bahwa terjadinya al-fasād, antara lain karena terganggunya keseimbangan siklus air yang menyebabkan kekurangan air pada musim kemarau. Sementara itu,  banjir besar terjadi pada musim hujan sehingga menghancurkan lingkungan itu sendiri. Hal tersebut merupakan ulah langsung dari tangan manusia. 

Pengertian lain yang juga masuk dalam definisi al-fasād adalah terjadinya pencemaran air, yaitu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan lain-lain juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. 

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.34 

Manusia perlu menyadari tanggung jawab sosialnya dalam konservasi air dengan memberikan kontribusi pemikiran, penyadaran, pendidikan masyarakat dan terlibat dalam berbagai kegiatan guna merawat sumber air dan prasarana sumber daya air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air. 

Lebih jauh, Alquran bahkan memerintahkan umat Islam bahwa pengelolaan air jangan diserahkan kepada pemimpin yang memihak dan melindungi kepentingan orang-orang al-fasad di bumi. Hal tersebut sebagaimana tersirat pada ayat Alquran."Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tak melakukan perbaikan" (An-Naml/27:48). 

Pakar tafsir menilai, latar belakang diturunkannya ayat ini karena banyaknya kerusakan yang ditimbul di dalam Kota Hijr dimana di kota tersebut ada sembilan orang yang suka berbuat kekacauan. Mereka adalah anak para bangsawan yang berkuasa di negeri tersebut. 

Perbuatan jahat yang mereka lakukan itu selalu dilindungi dan dibela oleh orang tua mereka yang berkuasa di negeri itu. Dengan demikian, mereka menjadi sumber perbuatan buruk dan angkara murka.