Menghitung Penurunan Emisi Karbon dari Inisiatif Ihram Berkelanjutan Saudi

Komisi Mode Kementerian Kebudayaan meluncurkan inisiatif Ihram Berkelanjutan pada Maret 2025 lalu.

May 24, 2025 - 15:22
Menghitung Penurunan Emisi Karbon dari Inisiatif Ihram Berkelanjutan Saudi
Jamaah haji mengenakan kain ihram (Ilustrasi)

MOSAIC-INDONESIA.COM, JAKARTA — Umat Islam dari berbagai belahan dunia sedang berdatangan ke Tanah Suci di Arab Saudi. Setidaknya, ada 1,8 juta orang jamaah yang akan menempuh perjalanan lewat darat, laut dan udara untuk menjalankan ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. 

Saat melakukan haji dan umrah, jamaah laki-laki diwajibkan mengenakan kain ihram, dua lembar kain panjang berwarna putih tanpa jahitan. Ihram menjadi simbol penting dalam yang menjadi syarat seseorang untuk menjalankan ibadah haji dan umrah. Hanya saja, banyak diantara jamaah yang membuang kain putih tersebut ke tempat sampah setelah usai berhaji. Limbah kain ihram tersebut pun meninggalkan berton-ton sampah sehingga akan menghasilkan emisi karbon yang besar.

Belakangan ini, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menjalankan program ihram daur ulang sebagai langkah inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan. Inisiatif ini bertujuan mengurangi limbah tekstil dengan mendaur ulang kain ihram yang telah digunakan, sejalan dengan visi keberlanjutan kerajaan.

Untuk mendukung keberlanjutan, Komisi Mode Kementerian Kebudayaan meluncurkan inisiatif Ihram Berkelanjutan pada Maret 2025 lalu. Program ini bertujuan mendaur ulang dan menggunakan kembali ihram bekas, menggabungkan nilai-nilai Islam dengan solusi ramah lingkungan demi menjaga kelestarian alam.

Melalui inisiatif ini, ihram yang telah digunakan dikumpulkan dan diolah kembali menjadi pakaian baru yang berkelanjutan menggunakan metode daur ulang tekstil sirkular. Upaya ini merupakan hasil kolaborasi antara Saudi Investment Recycling Co. dan perusahaan mode ramah lingkungan Tadweem, dilansir dari Saudi Gazette.

Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dalam industri mode serta mendorong pertumbuhan ekonomi tekstil sirkular di Arab Saudi. Dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dari pembuangan ihram, yang diproduksi dalam jumlah besar setiap musim haji, Komisi Mode melihat peluang untuk mengurangi limbah tekstil melalui pendekatan yang lebih berkelanjutan.

Burak Cakmak, CEO Komisi Mode Saudi, mengatakan, ihram bukanlah hal pertama yang terlintas di pikiran ketika masyarakat berpikir tentang mode. "Tetapi pada saat yang sama, itu adalah produk yang dijual dan digunakan dalam jumlah banyak, diulang setiap tahun, terutama selama haji," kata dia.

Untuk mewujudkan inisiatif ini, sebanyak 336 titik pengumpulan ditempatkan di Mina, dimana ribuan kilogram pakaian ihram bekas dikumpulkan. Kain-kain ini kemudian melalui proses daur ulang yang teliti, mencakup tahap penyortiran, pembersihan, pencacahan, dan penenunan ulang, hingga akhirnya menjadi ihram baru yang dapat dikenakan kembali oleh jamaah dengan makna yang lebih mendalam.

“Tidak ada cara yang lebih baik untuk melakukan ini selain dalam ziarah keagamaan Anda, di mana Anda ingin fokus pada spiritualitas dan memastikan bahwa produk yang Anda kenakan mencerminkan kemurnian baik jasmani maupun rohani,” kataCakmak.

CEO Tadweem, Mustafa Bukhari, mengungkapkan bahwa meskipun produksi saat ini masih dilakukan di luar Arab Saudi, target jangka panjangnya adalah memindahkan proses manufaktur ke dalam negeri. Tadweem, sebagai perusahaan mode ramah lingkungan asal Saudi, berkomitmen pada keberlanjutan melalui berbagai inisiatif, termasuk daur ulang tekstil.

Dalam proyek ini, ihram bekas yang dikumpulkan terlebih dahulu diolah menjadi bahan baku di Dubai, kemudian dikirim ke Turki untuk proses produksi, sebelum akhirnya dikembalikan ke Arab Saudi. “Seluruh produk terbuat dari bahan daur ulang, termasuk kemasan dan tas yang digunakan, tanpa zat yang membahayakan lingkungan,” kata Bukhari.

Dalam konferensi Haji dan Umrah di Jeddah pada Januari lalu, Tadweem memamerkan bagaimana kain dari ihram daur ulang dapat diolah menjadi tas kulit berkualitas tinggi.

Ihram berkelanjutan ini kini dijual seharga 25,98 dolar As di Madinah, dengan rencana ekspansi ke Mekkah, bandara utama, dan wilayah lainnya di masa depan. Selain itu, produk ini juga akan tersedia di toko khusus ihram berkelanjutan serta dipamerkan di Islamic Arts Biennale di Jeddah, yang berlangsung hingga 25 Mei.

Dalam buku putih bertajuk "Ihram Circularity: Weaving a Greener Hajj and Umrah Experience," yang dirilis Komisi Mode, inisiatif Ihram Berkelanjutan ini berpotensi untuk merevolusi pengelolaan limbah tekstil di Kerajaan dan sekitarnya.

Inisiatif ini menandai langkah pertama Arab Saudi dalam mode sirkular, yang menggabungkan iman, pelestarian budaya, dan tanggung jawab lingkungan. Buku putih tersebut berfungsi sebagai eksplorasi komprehensif Prakarsa Ihram Berkelanjutan, yang berfokus pada pembuatan Ihram edisi khusus yang terbuat dari bahan daur ulang.

Dalam buku ini, Tadweem memperkirakan bahwa jika pendistribusian tempat sampah dilakukan secara menyeluruh, termasuk ke semua tenda, ​​sebanyak 227 ton Ihram dapat dikumpulkan selama haji tahun 2023. Diperkirakan sebanyak 1.120 ton Ihram dikenakan selama haji, yang menunjukkan bahwa sekitar satu dari lima orang jamaah pria yang memiliki akses ke tempat sampah daur ulang menyumbangkan Ihram mereka. Hal ini menunjukkan adanya peluang yang signifikan untuk meningkatkan jumlah Ihram daur ulang melalui kampanye kesadaran yang tepat - tidak hanya selama musim haji tetapi sepanjang tahun.

Menurut sebuah studi yang menilai jejak karbon dari limbah tekstil, mengalihkan tekstil yang dibuang dari tempat pembuangan sampah dan daur ulang akan menghemat hampir 5.800 kg CO2 eq.1 per ton (tempat pembuangan sampah tekstil mengeluarkan 430 kg CO2 eq. per ton, produk yang dibuat dari sumber primer mengeluarkan rata-rata 6.500 CO2 eq per ton, sedangkan proses daur ulang tekstil hanya mengeluarkan 1.142 kg CO2 eq. per ton).

Peluang Ihram untuk mendaur ulang 100.000 ton pada tahun 2030 akan sama dengan pengurangan 615 juta kg CO2 eq. Melalui Inisiatif Hijau Saudi, negara tersebut menargetkan pengurangan emisi karbon lebih dari 278 juta ton per tahun pada tahun 2030. Jika emisi karbon yang dihemat dari inisiatif daur ulang Ihram tunggal ini diakumulasikan selama satu tahun, ini akan berkontribusi 0,2% terhadap tujuan Visi 2030.