Kolaborasi Dinilai Jadi Kunci Bagi Perusahaan dalam Mengelola ESG
Praktik ESG tak hanya penting dalam operasional bisnis dan industri, tapi merupakan keniscayaan untuk menjaga bumi
MOSAIC-INDONESIA, JAKARTA — Steering Committe Muslim for Shared Action for Climate Impact (MOSAIC) Rika Novayanti mengungkapkan, peran swasta tidak kecil dalam mewujudkan atmosfer bisnis berbasis lingkungan di Indonesia dalam mencapai sustainable development goals (SDG’s) 2030. Sektor swasta dinilai bisa berperan dan berkolaborasi secara aktif dan strategis dalam mengelola Environment, Social and Governance (ESG).
“Lebih ke bagaimana sektor swasta bisa berkolaborasi di private sector, berkolaborasi dengan pemerintah, dengan masyarakat, sehingga sektor swasta ini memiliki kemampuan untuk berada di level yang sama dengan pemerintah,” ungkap dia Steering Committee of Muslim for Shared Action on Climate Impact (Mosaic) Rika Novayanti dalam acara ESG Summit Republika 2024 bertema ‘ESG Ala Indonesia’ yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Dia menjelaskan, dengan kekuatan yang semakin tinggi, swasta bisa membantu pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang juga membantu sektor swasta. Dia mencontohkan, carbon trading yang sedang dibangun pemerintah. “Ini adalah opportunity bagi kelompok private untuk oke what can I do, dari bagian ini apakah kita akan wakaf hutan misalnya, lalu kita bisa hitung tanamannya, lalu karbonnya bisa kita jadikan carbon financing atau carbon trading,” ujar dia. “Jadi (intinya) bagaimana melakukan kolaborasi dengan baik satu sama lain, kolaborasi untuk berada pada level yang sama, dan ini lebih penting daripada hanya tentang pendanaan semata,”jelas dia.
Rika menjelaskan, semangat transformasi dalam perubahan iklim sebenarnya juga berasal dari masyarakat yang sadar pada fenomena tersebut. Mereka sadar akan dampak dari revolusi industri yang mengharuskan negara-negara penghasil emisi untuk bertanggung jawab akan permasalahan tersebut. Kesadaran itu kemudian membangun diskusi dan melahirkan keberanian untuk bersuara dan turun tangan sebagai bentuk kepedulian pada keberlanjutan atau sustainability.
Oleh sebab itu, lahirlah pendanaan-pendanaan sosial semacam filantropi. Termasuk pendanaan dari berbagai negara yang masuk ke negara-negara yang membutuhkan sokongan finansial yang besar, seperti Asia Tenggara. “Pendanaan-pendanaan tersebut biasanya tidak langsung masuk di sektor private atau swasta, biasanya pendanaan-pendanaan ini masuk untuk melakukan perubahan sistem,” tuturnya.
Dengan bergerak di level perubahan sistem, swasta memiliki andil dalam dikeluarkannya kebijakan ataupun praktik-praktik perbaikan ESG. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ranah sistem nantinya pada hilirnya tidak hanya membantu satu kelompok saja, tetapi semua lini atau satu kesatuan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
ESG Summit dihelat Republika demi menjaga komitmen bisnis dan korporasi terhadap bumi. Direktur PT Republika Media Mandiri Nur Hasan Murtiaji menjelaskan, pihaknya ingin menjaga momentum isu Environmental, Social and Governance (ESG) tetap menjadi pembicaraan publik. Salah satunya dengan menggelar ESG Summit tersebut.
"ESG Summit ini diadakan Republika sebagai bagian dari ikhtiar kami mengawal isu ESG agar terus menjadi pembicaraan publik mengingat begitu pentingnya penerapan praktik ESG dalam keseharian kita," kata Direktur Utama PT Republika Media Mandiri Nur Hasan Murtiaji dalam pembukaan ESG Summit, Kamis (12/9/2024).
Hasan yang juga merupakan Steering Comittee MOSAIC mengatakan praktik ESG tak hanya penting dalam operasional bisnis dan industri, tapi merupakan keniscayaan dalam upaya merawat dan menjaga bumi. Sebagai upaya mengarusutamakan praktik ESG, Republika menggelar rangkaian kampanye SEHATI UNTUK BUMI.
Sebelum ESG Summit di Bursa Efek Indonesia, Republika juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Bursa Efek Indonesia bulan Juli lalu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan komunitas Funbike di Yogyakarta yang diikuti sekitar 3.000 peserta. Dalam kegiatan ini Republika menanam pohon.
Pada awal Agustus. Republika menggelar Bebersih Leweung di daerah Gunung Putri, Lembang, Bandung atas kerja sama dengan Perhutani dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pertengahan Agustus, Republika mengkampanyekan Hutan Wakaf di Bandung. Republika juga membantu perusahaan melaksanakan praktik ESG dengan menggelar loka karya Corporate Carbon Accounting for Business Professionals. Loka karya kali ini diikuti 25 peserta dari berbagai perusahaan.
Loka karya ini membantu para profesional untuk mengelola laporan emisi gas rumah kaca dari perusahaan. Para peserta mendapat materi untuk menghitung gas rumah kaca yang sesuai dengan standar internasional dan standar yang direkomendasikan pemerintah Indonesia.
Pada pertengahan bulan September Republika akan menggelar ESG Award. Hasan mengatakan ESG Summit digelar untuk menentukan praktik ESG yang tepat bagi Indonesia."Tentunya Indonesia memiliki kekhasan dalam menerapkan praktik ESG. Untuk itulah Summit ini digelar sebagai dapur ide dan gagasan dalam mendalami dan mengimplementasikan ESG di Indoneia agar ke depannya makin baik," kata Hasan.
Hasan menambahkan sebagai media nasional, Republika juga terus merawat isu ESG ini dengan membuka kanal khusus ESG Now sebagai saluran informasi seputar ESG.