Akhiri Krisis Energi Berkepanjangan, Ladang Panel Surya Raksasa Dibangun di Aden
Kekurangan listrik yang meluas telah memicu lonjakan penggunaan energi surya
MOSAIC-INDONESIA.COM; Krisis energi di Aden, Yaman kerap dirasakan masyarakat setempat. Saat kemarau berkepanjangan datang, mereka pun harus merasakan panas yang tak bisa diobati dengan penyejuk udara bahkan kipas angin sekali pun karena minimnya akses listrik.
Warga Aden, Saleh Saeed (42 tahun), harus merasakan teriknya hari setiap kemarau tiba. Keluarganya hanya bisa merasakan deru kipas angin selama empat hingga enam jam setiap hari di tengah suhu 40 derjat Celcius pada musim panas lalu. Pemadaman listrik yang berlangsung selama 20 jam per hari pun membuat Saeed hanya menyalakan kipas pada malam hari.
"Kami hanya menyalakannya di malam hari agar anak-anak bisa tidur," kata ayah lima anak itu kepada Xinhua. "Tanpa kipas angin, rasanya tak tertahankan—anak-anak menangis sepanjang malam karena panas, dan kami hampir tidak bisa tidur."
Selain panasnya hari, banyak keluarga harus mengurangi makan mengingat lemari es untuk menampung makanan mereka tak bisa menyala sepanjang hari. Mereka membatasi diri untuk hanya makan sekali sehari demi menghindari makanan yang membusuk. Di sisi lain, pasien pascaoperasi terpaksa menginap di hotel untuk mendapatkan kamar ber-AC mengingat rumah sakit pun mengalami keterbatasan listri.
Sementara itu, pemadaman berkala juga dikeluhkan dunia usaha. “Pemadaman listrik dulu menyebabkan kerusakan barang, dan ketika kami mengembalikan barang yang rusak kepada pemasok, mereka tidak mau menerimanya, sehingga kami, para pedagang, menanggung kerugiannya,” kata Mubarak Qaid, pengelola supermarket di kota tersebut.
Warga rela pergi ke pusat perbelanjaaan untuk menikmati penyejuk udara meski hanya berjalan singkat. Opsi lainnya, mereka pergi ke pesisir untuk mencari angin.
Kekurangan listrik yang meluas telah memicu lonjakan penggunaan energi surya. Di distrik Sheikh Othman, pedagang ritel fasilitas energi surya rumah tangga, Mohamed Hani mengatakan penjualan telah berlipat ganda dalam beberapa pekan terakhir. Masyarakat membeli beragam fasilitas listrik dari energi matahari tersebut mulai sistem yang lengkap hingga baterai dan panel kecil untuk penerangan.
Di Distrik Al-Mansourah, Samah Nasser, seorang karyawan perusahaan swasta berusia 39 tahun, menginvestasikan tabungannya sebesar 2.000 dolar AS untuk panel surya atap."Ini mengubah hidup kami," kata Nasser, sambil mengamati panel surya kecilnya yang menyalakan tiga kipas angin, bola lampu, dan sebuah kulkas. "Kami tidak perlu lagi menunggu dan bertanya-tanya kapan listrik akan datang."
Skala besar
Di tengah terbatasnya pasokan listrik di Yaman, pembangkit listrik tenaga surya skala besar pertama di negeri gurun pasir itu telah membantu meringankan kekurangan listrik di kota pelabuhan Aden. Keberadaan pembangkit itu pun memberikan sedikit rasa lega bagi penduduk dan bisnis yang menderita kerugian, terutama ketika suhu panas terik melanda.
Didanai oleh negara tetangga Uni Emirat Arab, pembangkit itu beroperasi sejak Juli 2024. Keberadaannya menandai pergeseran signifikan menuju energi terbarukan di negara berjuluk ‘Paling Minim Elektrifikasi di Timur Tengah’ oleh Badan Energi Internasional.
Yaman telah bergulat dengan krisis listrik selama hampir 30 tahun akibat kekurangan bahan bakar dan perang yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur listrik nasional. Terletak di utara Aden — pusat pemerintahan sementara Yaman yang diakui secara internasional — pembangkit listrik berkapasitas 120 megawatt ini memasok listrik kepada 150.000 dan 170.000 rumah setiap hari, menurut Sabri Al-Maamari, seorang teknisi di pembangkit tersebut.
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun tenaga surya hanya menyumbang 10,4 persen dari total pembangkit listrik Yaman pada 2023, menurut IEA, angka ini diperkirakan akan berlipat ganda seiring dengan pembangunan fase kedua pembangkit listrik tersebut yang direncanakan akan meningkat pada 2026. Ladang panel surya raksasa pun dibangun di kota pelabuhan tersebut.
Global South Utilities (GSU), perusahaan yang telah meluncurkan paket proyek energi terbarukan senilai 1 miliar dolar AS (EUR 866 juta) di Yaman, menguraikan rencana untuk meningkatkan pembangkit listrik dan jaringan listrik di beberapa kegubernuran.
Portofolio ini akan diimplementasikan oleh GSU, melengkapi proyek-proyek yang sudah dijalankan perusahaan di Yaman. GSU merencanakan peluncuran solusi sistem penyimpanan energi baterai (BESS) tenaga surya dan angin berikut jaringan distribusinya. Inisiatif ini diumumkan pada sesi pembukaan Konferensi Energi Nasional yang diselenggarakan di Aden.
Dimiliki oleh perusahaan investasi Resources Investment yang berbasis di Abu Dhabi, GSU berupaya menghadirkan infrastruktur berkelanjutan di seluruh belahan bumi selatan, dengan kehadiran yang terus berkembang di Afrika dan Asia, lapor Reuters.
Awal tahun ini, GSU menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya Shabwa siap menyalurkan listrik ke sekitar 330.000 rumah tangga. Tahap kedua Pembangkit Listrik Tenaga Surya Aden, yang dijadwalkan pada tahun 2026, diharapkan dapat menghasilkan listrik bersih yang cukup untuk melayani 687.000 rumah.