50.600 Pohon Ditanam Saat Hari Santri Nasional 2024

Gagasan ini dipilih karena selaras dengan kampanye Pesantren Hijau yang sudah digelar beberapa waktu lalu.

Oct 19, 2024 - 22:42
50.600 Pohon Ditanam Saat Hari Santri Nasional 2024
Seremoni penanaman pohon di Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

MOSAIC-INDONESIA.COM, JAKARTA  — Momentum Hari Santri Nasional 2024 diwarnai dengan kegiatan penanaman 50.600 pohon di berbagai pesantren di Jabodetabek. Salah satunya yakni di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur. Sebanyak 50 pohon ditanam di pesantren tersebut pada Jumat (18/10/2024).

Penanaman pohon tersebut merupakan salah satu side event rangkaian peringatan hari santri. Puluhan ribu pohon yang ditanam di berbagai pesantren di Jabodetabek tersebut adalah hibah dari Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta.

Gagasan ini dipilih karena selaras dengan kampanye Pesantren Hijau yang sudah digelar beberapa waktu yang lalu di seluruh Indonesia. Pesantren Hijau adalah program yang dilakukan oleh pondok pesantren untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kepedulian santri terhadap lingkungan dan membiasakan mereka berperilaku dan berpola hidup sehat.

Gerakan Pesantren Hijau sebelumnya telah diinisiasi oleh Lazisnu, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU serta asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI). 

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Basnang Said mengatakan, penanaman pohon adalah upaya mengurangi polusi lingkungan. Sebagian pesantren, seperti Al-Hamid Cilangkap, Jakarta Timur ini memiliki lahan luas yang signifikan untuk konservasi. "Sedangkan di Indonesia ini apapun saja ditanam bisa tumbuh sehingga relatif tidak sulit ide ini diwujudkan," tegasnya.

Ada sebanyak 41 ribu pesantren yang berdiri di Indonesia. Karena itu, Basnang menjelaskan, jika dijadikan gerakan masif, maka akan signifikan membantu mengurangi karbon. Lingkungan yang segar dan bersih, lanjut Basnang, tentu saja akan berkorelasi positif bagi suasana belajar santri. Dalam lima tahun ke depan perubahannya akan lebih terlihat nyata apabila dimulai sekarang.

Ia menambahkan, pesantren adalah sebuah ekosistem yang memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam isu lingkungan hidup. Menurut dia, menjaga kelestarian alam adalah salah satu ajaran agama tentang menjaga bumi. Hal ini juga terkait erat dengan kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi sebagaimana diamanatkan Allah. Maka dari itu pesantren perlu berpartisipasi secara nyata dalam upaya menekan karbon dan konservasi air tanah. Bila semua pesantren di Indonesia berpartisipasi, tentunya akan signifikan bagi konservasi alam di Indonesia.

Pengasuh Ponpes Al-Hamid, K.H. Lukman Hakim Hamid mengatakan, pihaknya setuju dengan gagasan konservasi ini. “Saya sangat bersyukur gerakan pesantren hijau dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah. Semoga kami dapat menjalankan dan mengembangkan program ini di pesantren kami,” ungkapnya.

Sebelumnya pesantren ini telah melakukan penanaman ratusan pohon secara mandiri dan juga dalam framework Pesantren Hijau. Ia berharap pihaknya dapat bersama-sama untuk menjadi bagian dari gerakan ini, sehingga memberikan pengaruh yang signifikan bagi bumi Indonesia ini. "Ke depan semoga jumlah pohon akan semakin banyak dan dapat mereduksi sampah semakin banyak," imbuhnya.