Jazirah Utara Arab Saudi Diselimuti Salju, Apa yang Terjadi?
Hujan es melanda sebagian besar utara Kota Sakaka dan Dumat Al-Jandal yang berada di wilayah Al-Jouf.
MOSAIC-INDONESIA.COM, Gurun yang membentang di wilayah Al-Jauf, bagian utara Arab Saudi, sedang mengalami fenomena langka. Butiran debu cokelat yang biasanya mewarnai jazirah tersebut kini tampak diselimuti dengan putihnya salju.
Fenomena alam tersebut terjadi setelah turunnya hujan yang disertai es dengan lebat dan tanpa henti. Hujan es melanda sebagian besar utara Kota Sakaka dan Dumat Al-Jandal yang masuk dalam wilayah Al-Jouf. Daerah yang terkenal dengan sejumlah tanaman musim semi seperti lavender, krisan, dan sejumlah besar tanaman aromatik itu pun tidak cokelat lagi.
Sungai, lembah, dan aliran air—yang biasanya kering—kini mengalir lagi. Namun, turunnya salju yang jarang terjadi bukannya tanpa membawa konsekuensi. Badai petir yang kuat, angin kencang, dan hujan es diperkirakan akan terus berlanjut. Badai tersebut membuat berkurangnya jarak pandang horizontal di gurun itu. Untuk pertama kali, pegunungan yang biasanya kering dan gersang, tertutup salju setelah badai melanda wilayah itu sejak beberapa pekan yang lalu. Pergeseran iklim ini telah membuat lanskap wilayah tersebut hampir tidak dapat dikenali lagi, tulis weather.com.
Menurut prakiraan Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi, masih ada badai petir di sebagian besar provinsi wilayah Al-Jouf yang disertai angin kencang selama beberapa hari mendatang. Laman penyedia informasi cuaca tersebut mengungkapkan, penyebab cuaca yang tidak biasa ini terkait dengan adanya tekanan rendah di atas Laut Arab, yang membawa udara kaya air sehingga bertabrakan dengan panas gurun yang ekstrem di wilayah tersebut. Fenomena ini juga memicu terjadinya badai.
NCM juga mengeluarkan peringatan akan cuaca yang lebih buruk dalam beberapa hari mendatang. NCM memperingatkan terjadinya hujan lebat di wilayah Al-Jouf, disertai angin kencang, kurangnya jarak pandang, hujan es, hujan deras, dan badai petir di wilayah Al-Qurayyat dan Tabarjal.
NCM juga mendesak warga untuk bersiap menghadapi kemungkinan gangguan karena pola cuaca yang tidak biasa ini terus berlanjut. Fenomena cuaca yang langka tersebut kini memicu kekhawatiran atas perubahan iklim yang dapat berdampak jangka panjang di wilayah tersebut.
Otoritas Bulan Sabit Merah Arab Saudi di wilayah Al-Jouf telah meningkatkan kesiapsiagaan untuk meresponss peringatan tentang kondisi hujan saat ini di wilayah tersebut dan beberapa titik di area itu.
Saat cuaca panas, suhu di wilayah tersebut dilaporkan sebelumnya dapat melonjak hingga 55°C. Karena itu, munculnya embun beku secara tiba-tiba dinilai mengejutkan. Situs berita Metro yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa daerah bertekanan rendah membawa udara lembap ke lokasi yang gersang ini. Fenomena ini menyebabkan badai petir, hujan es, dan hujan di seluruh Arab Saudi dan negara tetangga UEA.
CNBC membagikan imbauan Pusat Meteorologi UEA bagi warga untuk bersiap menghadapi cuaca yang lebih buruk. Kondisi yang tidak biasa ini dapat mengurangi jarak pandang dan mengganggu perjalanan di gurun Arab Saudi.
Bertentangan dengan kepercayaan umum, gurun dapat mengalami salju.Misalnya, Sahara telah mengalami banyak kejadian embun beku yang tercatat selama beberapa dekade terakhir.
Laman The Conversation menjelaskan bahwa salju membutuhkan suhu dingin dan udara lembap untuk proses pembentukan. Daerah bertekanan rendah baru-baru ini dapat menarik udara dingin dan lembap ke gurun Al-Nafūd, yang memungkinkan turunnya salju. Salju dapat terbentuk di dataran tinggi seperti Pegunungan Atlas di Maroko.Jika udara cukup dingin, uap air dapat membeku menjadi kristal salju dan menyelimuti wilayah tersebut dengan warna putih.
Bank Dunia mengatakan Asia Barat adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak terkait iklim.Meskipun baru-baru ini turun salju, proyeksi menunjukkan peningkatan suhu rata-rata.Dalam waktu dekat, hal itu dapat menyebabkan pola cuaca yang semakin tidak menentu dan ekstrem.